#NekatReview - Confessions Of A Heretic The Sacred And The Profane: Behemoth And Beyond (Pengakuan Seorang Satanist yang Human...

#NekatReview - Confessions Of A Heretic The Sacred And The Profane: Behemoth And Beyond (Pengakuan Seorang Satanist yang Humanis)





#NekatReview - Confessions Of A Heretic The Sacred And The Profane: Behemoth And Beyond (Pengakuan Seorang Satanist yang Humanis) 

Adam Nergal Darski semakin meyakinkan saya bahwa hidup tidak hitam & putih, hidup ini penuh warna dan serba paradoks. Selain itu juga Nergal mencoba mempengaruhi pembaca dengan sikap kritis yang ada dalam dirinya, ini penting untuk kita semua menanam sikap kritis kepada apa pun yang kita percaya agar tidak terjerumus dalam taqlid buta.

“Actually there Is a lot more to me than that, but sadly there are always people who see the world in just two colours. They only mention Satan. This is how they use me for their political games.“

Masa mudanya di Polandia dihabiskan oleh musik black metal. Baginya, mendengarkan musik black metal akan membuat kita menjelajahi pemikiran yang menunjukkan bahwa: ternyata di dalam dunia yang luas ini ada orang seperti kita. Kamu tidak akan pernah merasa aneh.
 Musik black metal juga sangat mudah untuk berkomunikasi dengan para musisinya karena memang itulah esensi dari komunitas musik underground.

“Black metal showed up at exactly the right moment for me. My youthful, rebellious soul was only just coming to life but, that being said, I had already begun to notice the ubiquitous duplicity of Christian morality.”

 Musik serta lirik black metal yang sangat keras membuat Nergal terlalu serius dalam menanggapi setiap isu-isu yang ada. Sehingga pada saat itu pernah terlintas dalam pikirannya untuk membakar Gereja, tetapi berkat sikap rasionalnya yang kuat ia langsung berpikir untuk melawan mereka bukan dengan kekerasan melainkan dengan pemikiran. Ia tidak mau menjadikan dirinya sendiri sebagai teroris.

“Rebellion is a part of youth. Sometimes it’s dangerous. Instead of a sword, I hold a guitar in my hands. Im in the same, rigid world, but instead of Molotov cocktails, I’ve got a computer. It’s a much powerful weapon.”

Antara tahun 1992 dan 1996, musisi black metal serta para fans nya membakar lebih dari 50 Gereja di Norwegia, beberapa diantara musisinya juga terlibat dalam kasus pembunuhan dan kriminalitas.

“I fight with values not with people. If I really wanted to exterminate Catholics, I would have to start with my own family and then move on to many of my friends.”

Namun terlepas dari profesinya sebagai musisi, Nergal membenci musik jazz. Baginya musik jazz adalah musik yang tidak punya tujuan. 
“They never begin and they never end, I listen to jazz only when I’m staying in a hotel and I’m using an elevator to get my floor.”

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari buku ini, Nergal juga bercerita tentang perjuangannya untuk hidup melawan Leukaemia. Penyakit yang ia derita pada masa lampau, menjadikannya hidup dalam aura positif.

Di buku ini, Ia juga menyadari bahwa grup bandnya, Behemoth, adalah band komersil bukan lagi underground. Bagi kalian penggemar Behemoth, kalian akan banyak mendapat informasi dari buku ini mulai dari awal mula Behemoth terbentuk serta informasi-informasi mendetil lainnya.

CONFESSIONS OF A HERETIC
Adam Nergal Darski
Mark Eglinton

PENYUNTING
Tom Seabrook

PENERBIT
A Jawbone book

0 comments: